TRIBUN-VIDEO.COM – Pada Selasa (6/10/2020), aksi unjuk rasa tolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terjadi di Kota Serang, Banten.
Aksi tersebut berakhir ricuh setelah polisi meminta mahasiswa untuk membubarkan diri.
Polisi menduga aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut disisipi kelompok anarko.
(VO)
Kericuhan diawali saat pihak kepolisian meminta mahasiswa untuk membubarkan diri, karena sudah melewati batas waktu aksi unjuk rasa.
Namun, mahasiswa tidak mengindahkan permintaan polisi.
Akhirnya polisi memutuskan untuk memukul mundur secara paksa hingga terjadi perlawanan dari mahasiswa.
Mereka melawan dengan melemparkan batu dan kembang api ke arah polisi.
Polisi kemudian melakukan tindakan tegas dengan menembakan gas air mata ke arah mahasiswa.
Mahasiswa kemudian masuk ke dalam Kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Sejumlah mahasiswa yang diduga menjadi provokator ditangkap oleh polisi.
Akibat kejadian ini, sejumlah polisi mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu.
Satu di antaranya adalah Kepala Biro Operasional Polda Banten Kombes Amiludin Roemtaat yang mengalami luka di bagian dahi.
Hari ini, Polda Banten masih melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang pendemo yang ditangkap saat aksi unjuk rasa tersebut.
Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (7/10/2020), Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami adanya kelompok-kelompok anarkis yang menyusup.
Namun, melihat dari pakaian yang dikenakan sejumlah pendemo dan aksi-aksinya mengarah kepada kelompok Anarko.
“Cara kerjanya, tampilannya, implementasi aktivitas demonya seperti itu. Sedang kita dalami, belum kita simpulkan, Namun kearah sana menjadi perhatian terkait kelompok-kelompak yang diduga Anarko,” ujarnya.
Soal kelompok anarko, bulan April silam lima pelaku berhasil ditangkap atas aksi teror vandalisme di Kota Tangerang pada Kamis (9/4/2020).
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkap para pelaku menamakan diri mereka sebagai Kelompok Anarko.
Dari hasil pengakuan kelima pelaku, diketahui mereka melakukan aksi vandalisme karena tidak puas dengan kebijakan pemerintah.
Sehingga, mereka berusaha memanfaatkan situasi pandemi corona, untuk melakukan keresahan dan mengajak masyarakat membuat keonaran.
Kelompok ini tak memiliki pemimpin, namun ada admin grup Whatsapp dan Telegram.
Admin ini yang mengendalikan aksi-aksi anarko.
Kelompok ini anti kemapanan dan kapitalisme.
Hal itu disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.
”Kelompok Anarko tidak menunjuk pimpinan. Tapi ada admin grup WhatsApp dan Telegram, admin ini yang mengendalikan aksi-aksi Anarko. Kelompok ini juga anti kemapaman dan kapitalisme. Mereka menempatkan diri seperti alergi pada kebijakan pemerintah,” ungkap Nana.
Anarko-Sindikalisme adalah cabang dari anarkisme yang berkonsentrasi kepada pergerakan buruh.
Sindikalis merupakan kata Prancis yang bermakna “serikat buruh”.
Para penganut ideologi ini disebut dengan Anarko-Sindikalis.
Anarko-Sindikalis berpendapat bahwa serikat buruh merupakan kekuatan yang potensial untuk menuju kepada revolusi sosial, menggantikan kapitalisme dan negara dengan tatanan masyarakat baru yang mandiri dan demokratis oleh kelas pekerja.
Tahun lalu, kelompok Anarko pernah ditangkap di Jawa Barat dalam peringatan Hari Buruh Internasional
atau May Day.
Saat melakukan aksinya, mereka berbaju serba hitam. Kelompok ini juga terendus di beberapa kota termasuk di Yogyakarta.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Tuding Kelompok Ini Susupi Aksi Demo yang Berakhir Ricuh di Banten, Siapa Mereka?, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/07/polisi-tuding-kelompok-ini-susupi-aksi-demo-yang-berakhir-ricuh-di-banten-siapa-mereka?page=all.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Dipublikasi : 2020-10-07 11:23:57
Subcribe : https://www.youtube.com/watch?v=Wd804I2H3Ho